Memahami Ciri-Ciri Haji yang Mabrur dan Hal yang Harus Dihindari Saat Haji
Seringkali kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan adakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?
Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah ﷻ. Namun menurut istilah, haji mabrur adalah haji yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah ﷻ dan Nabi Muhammad ﷺ, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menunaikan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur sepulang dari tanah suci.
Tentu ada ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda meraih haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang wajib dihindari selama berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!
Ciri-Ciri Menjadi Haji yang Mabrur
Terdapat beberapa sabda Nabi yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,“Wahai Rasulullah ﷺ, apakah itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan dan menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)
Di lain waktu, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah berkata: “Memberikan makanan dan berkata dengan santun.” Dalam sabda Nabi Muhammad ﷺ lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”
Apa itu rafats? Rafats adalah tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan suami-istri atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang dapat merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah ﷻ.
Dengan begitu, dapat diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji yang mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:
-Menimbulkan kedamaian untuk orang di sekitarnya
-Sopan dan santun saat berbicara
-Peduli terhadap lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan
-Mensucikan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.
Nah, dengan mengetahui ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin ketika seseorang pulang dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun dan mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.
Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Tuhannya (hablum minallah), akan tetapi juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih mendekat kepada Allah, ia akan cenderung mengesampingkan dari kehidupan duniawi dan ia semakin mencintai amalan untuk akhiratnya.
“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan perbuatan yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”
Artinya, secara menyeluruh seorang disebut sebagai haji mabrur yaitu ia yang segala aspek kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Hal-Hal yang Harus Dihindari
Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari supaya nantinya Anda termasuk menjadi haji mabrur. Di antara hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Ibadah Kepada Allah
Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Sangat dianjurkan untuk memurnikan niat melaksanakan ibadah haji yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah ﷻ. Jangan sampai terbersit niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.
contohnya, niat haji hanya untuk ‘dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar mendapat gelar ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering mengulang niat selama melaksanakan ibadah haji agar niat selalu terjaga.
Membersihkan Harta yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram
Haji merupakan ibadah yang suci, dilaksanakan di tanah suci maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang dipakai untuk berangkat haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati supaya tidak terjebak godaan setan demi meraih gelar haji.
Meninggalkan Rafats, Fusuq dan Jidal
Saat melaksanakan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap jahat, serta melakukan hal yang tak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat dan melanggar aturan Allah. Dan terakhir tidak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.
Tidak Boleh Bersikap Sombong
Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap tinggi hati. Merasa diri sudah baik dengan menjalani ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah dan lupa. Jangan sampai Anda merasa sudah baik daripada orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.
Tidak Berlebih-lebihan
Hal terakhir yang harus dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).
Itulah beberapa ciri menjadi haji yang mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Wallahu a’lam Bishawab.